BebasBanjir2015

Kolam Konservasi Air Hujan.

Kolam Konservasi Air Hujan (Kolam Tampungan)

Metode kolam tampungan drainase dalam skala besar sangat mudah untuk disosialisasikan melalui pola pemenuhan kebutuhan bahan urugan atau bahan galian C (Gambar 1). Pemerintah dan masyarakat dapat mencari lokasi bekas tambang galian C, kemudian dikeruk. Hasil galiannya dipakai sebagai bahan urug, bekas galiannya dipakai sebagai kolam resapan air hujan sekaligus dapat dikembangkan untuk rekreasi.

Cara ini banyak dipraktekan di negara-negara maju sehingga dalam jangka waktu tertentu mereka mempunyai banyak sekali danau buatan dari tambang galian C. Disamping itu konstruksi kolam dapat dibangun di areal permukiman.

Gambar 1. Kolam penampungan air hujan dan drainase ramah lingkungan pada permukiman dan areal pertanian / perkebunan

Gambar 1. Kolam penampungan air hujan dan drainase ramah lingkungan pada permukiman dan areal pertanian / perkebunan

Selain di areal permukiman , dikenal juga kolam konservasi air hujan di areal pertanian (Gambar 2). Kelebihan air hujan yang jatuh di areal pertanian, termasuk limpasan dari jalan dan perkampungan di sekitar areal pertanian  dapat ditampung pada kolam-kolam penampungan, tidak langsung dibuang ke sungai. Pemerintah atau mayarakat dapat memanfaatkan tanah kas desa atau membeli beberapa hektar tanah untuk dijadikan kolam konservasi air hujan.

Dimensi areal konservasi disesuaikan dengan luas daerah tangkapan air hujan yang akan dimasukan ke kolam tersebut dan karakteristik air hujan., Perencanaan dimensi kolam dapat dilakukan dengan hitungan rumus-rumus drainase hujan aliran biasa.

Gambar 2. a dan c. Kolam konservasi air hujan di areal pertanian dan b. pertanian tanpa kolam konservasi (di Klaten, Propinsi Jawa Tengah.

Gambar 2. a dan c. Kolam konservasi air hujan di areal pertanian dan b. pertanian tanpa kolam konservasi (di Klaten, Propinsi Jawa Tengah.

Limpasan air hujan suatu kawasan  permukiman ditampung di kolam untuk diolah kembali menjadi air minum, bahkan untuk kebutuhan air irigasi. Cara ni sudah banyak dipraktekan di kompleks-kompleks perumahan perusahan pertambangan di Sumatera dan Kalimantan.

Pada kompleks perumahan atau kompleks perusahaan dapat didisain drainase air hujan terpadu dengan kolam  tampungan (kolam tandon) untuk pemenuhan kebutuhan air bersih.  Air hujan dari seluruh kawasan kompleks dialirkan menuju kolam tandon air hujan.  Dengan instalasi water treatment, air dalam kolam itu dimanfaatkan sebagai sumber air bersih kawasan kompleks tersebut. Dimensi kolam tandon air hujan disesuaikan dengan  kondisi lapangan dan dihitung berdasarkan intensitas dan volume hujan yang direncanakan akan ditangkap. Metode hitungan hujan aliran dalam drainase dapat dipakai untuk menentukan volume kolam tampungan.

Disamping itu perlu diperhitungkan kebutuhan air seluruh penghuni kompleks per hari agar kolam yang akan dibuat dapat memenuhi kebutuhan air penghuni kompleks.

Sumber: Agus Maryono dan Edy Nugroho Santoso (2006). Metode Memanen dan Memanfaatkan Air Hujan untuk Penyediaan Air Bersih, Mencegah Banjir dan Kekeringan. Jakarta: Kantor Kementerian Lingkungan Hidup.

4 Komentar »

  1. ketika terjadi masalah baru kita menyadari kekeliruan kita

    Komentar oleh achmad yani — April 15, 2010 @ 11:10 am

  2. Mau tanya, kalo rumus untuk kolam resapan atau kolam konservasi nya mmakai rumus apa yaa?
    apa sama aja dgn rumus sumur resapan?
    Mohon pencerahannya yaa

    Komentar oleh habib zarnuji — Maret 25, 2012 @ 7:36 pm

  3. Lebih baik terlambat dari pada tidak berbuat.

    Komentar oleh Anonim — September 1, 2012 @ 5:59 pm

  4. Pemda DKI dan Bogor harus segera menerapkan metode ini secara besar2 an, agar terbebas dari banjir, lokal dan kiriman.

    Komentar oleh Anonim — Februari 21, 2013 @ 9:48 am


RSS feed for comments on this post. TrackBack URI

Tinggalkan komentar

Buat situs web atau blog gratis di WordPress.com.